Kamis, 18 Maret 2010

JADI TUA

JADI TUA


..”Rara Sukma, raga-mu kini bukan lagi raga-mu yang dulu.. Itulah mengapa aku berpaling.. Bukan salahku..”, bagai disambar geledeq.. Rara tiada kuasa menahan segala pedih atas pernyataan sang Junjungan. Belum lagi mengenang setiap detail getir yang (terlanjur) t’lah menggores.. “Hyang Agung…. Nyuwun kuat..”, berkali-kali melontar dari lubuk terdalam Rara, hingga detik akhirnya….

[..sebuah ilustrasi]

Entah sudah berapa kali terjadi di jagad nyata.. kisah beragam senada jadi tameng penodaan kesucian sebuah Ikatan Suci yang digawangi janji setia, plus kesediaan diri saling menerima tanpa syarat, hingga akhir.

Entah mengapa, prosesi alamiah me-renta-nya diri (pada gilirannya) menjadikan sebagian diri lupakan semua janji manis yang telah diikrarkan.

[..sedari detik bergantinya hari tengah malam tadi terus saja mengalir ungkapan selamat, syukur, sekaligus lontaran beragam harapan atas detik semakin sepuh-nya raga ini, dari para Kerabat & Sahabat. Tentu saja..sebab angka 38 menjadi angka yang akan tertera di setiap data diri.. mulai detik pergantian hari, semalam.]

Menuanya raga merupakan prosesi sungguh alami setiap diri. Akan dialami oleh mahluk apa pun, di mana pun. Sebuah prosesi regeneratif/alih generasi alami, dari satu masa ke masa berikutnya. Tentu saja andai prosesi ini menjadi tiada, akan sangat menyesakkan Sang Jagat.

Prosesi menua meliputi baik fisik maupun psikis. Secara fisik, prosesi tersebut terjadi pada seluruh organ yang ada.. Di dalam tubuh, maupun di sekujur permukaan tubuh. Prosesi dimaksud pada Sistem Syaraf Pusat sebabkan terjadinya kondisi sering lupa, lemah, maupun pikun, dengan segala gejala penyertanya.

Meski alamiah dan pasti terjadi, prosesi menua tetap saja dijadikan momok oleh sebagian dari antara diri. Segala daya upaya & teknologi diupayakan untuk mencegahnya. Setidaknya (sedikit) mengurangi laju terjadinya. (..di luar kasus Penuaan Dini, karena beberapa sebab lain, tentunya.)

Kulit, salah satu organ penting pembungkus raga, menjadi salah satu organ yang paling banyak mendapatkan perhatian ekstra, akibat salah satu esensinya sebagai penyokong segi estetis penampilan yang disandangnya. Dapat menentukan bagaimana penampilan setiap diri di hadapan sang diri lainnya. Kulit menua telah menjadi hal penting dalam perkembangan Penelitian Dermatologi Kosmetik Kedokteran di mana pun.

Ada sekian deret faktor yang berperan dalam prosesi menuanya kulit. Berdasarkan penggolongannya, ada dua kelompok faktor:

INTRINSIK, yang sebabkan kulit menua secara alamiah, meliputi:

a. UMUR merupakan faktor fisiologik penentu alamiah-nya,

b. Faktor GENETIK menentukan waktu mulai & kecepatan terjadinya penurunan prosesi metabolik tubuh,

c. RAS, faktor pembeda ragam struktur & faali tubuh (secara berkelompok) menentukan beberapa perbedaan prosesi seluler setiap kelompok di dalam proses kesehariannya, serta

d. Faktor HORMONAL berperan penting dalam prosesi selulernya. Perbedaan jenis kelamin otomatis akan terpengaruh karenanya.

EKSTRINSIK, yang dapat akibatkan kulit menua secara dini, meliputi:

a. PENYAKIT SISTEMIK dapat mempercepat laju terjadinya,

b. LINGKUNGAN HIDUP buruk pun berpengaruh signifikan,

c. Di samping itu, terganggunya kondisi psikis, kebiasaan buruk mengkonsumsi apa pun yang tidak sehat, pengaruh radiasi, serta paparan beberapa bahan kimia tertentu dapat mempercepat proses penuaan kulit.

Ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana proses menua terjadi, di antaranya Teori Replikasi DNA (Hart & Setlow), Teori Organ Error, Teori Cross Linkage (Bjorkstein), Teori Imunologis, Teori Pacemaker/Endokrin, serta Teori Radikal Bebas.

Kulit menua ditandai oleh:

a. keringnya kulit akibat berkurangnya aktivitas kelenjar minyak & keringat, serta turunnya kemampuan kulit menahan air,

b. tipisnya kulit akibat berkurangnya kemampuan regenerasi di tingkat sel,

c. kasar, kusam, bahkan bersisik-nya kulit akibat berkurangnya kemampuannya melepaskan sel kulit lama, untuk dapat digantikan dengan sel kulit yang baru,

d. kendor & tidak elastis-nya kulit akibat menurunnya kemampuan serat kulit (terutama kolagen),

e. terjadinya gangguan pigmentasi pada kulit, serta

f. terjadinya beragam kelainan kulit, meliputi Keratosis Seboroik, Lentigo Senilis, Melasma, Vitiligo, Xantelasma Palpebrarum, maupun Tumor Ganas.

Berbagai upaya dilakukan untuk menghambat & memperlambat laju penuaan kulit secara wajar, di antaranya: melakukan perawatan kulit dengan baik & benar, memberikan perlindungan yang tepat terhadap kulit, memberikan nutrisi yang tepat berupa suplemen vitamin & mineral sehingga mampu mengikat gugus radikal bebas.. juga rutin berolah raga, berekreasi, serta mengupayakan pola hidup berimbang, agar proses metabolisme seluler tubuh menjadi lancar.

Tentu saja, andai tiada seorang pun (direlakan) menjadi tua secara alamiah di muka Bumi ini, kondisi Bumi menjadi semakin tak terkendali. Esensi harmonisasi & keseimbangan menjadi rancu. Hakekat keapaadaan sedang ditentang dengan sengaja. Meski hingga kini banyak sekali daya upaya dikerahkan untuk itu. Berkaitan soal lahan tempat hidup pun senantiasa dicarikan solusinya. Bila perlu, hijrah ke planet lain. Entah apa lagi gagasannya. Berkah daya pikir kadang kala terlampau melontar jauh.. lintasi esensi kebutuhan keseharian yang lebih hakiki & mendesak dari sekitar. Tentu setiap bidang ada yang menanganinya. Ada yang diberi wewenang & tanggung jawab mengurusinya, sesuai bidang kerja masing-masing diri.. tetapi tetap saja esensi Kebutuhan (BUKAN Keinginan) berdasar bisikan Nurani yang bersih..atas kepedulian & hormat yang dalam terhadap Hidup & Kehidupan hendaklah diprioritaskan.

Entah.. tiba-tiba saja melintas di diri… andai saja planet Kehidupan di Negeri Antah Berantah sungguh ada.. ketika PROSESI (alamiah) MENUA menjadi salah satu penentu status sosial sekaligus trend akibat penghargaan yang tinggi atas “jam terbang” prosesi Hidup & kebijakan atasnya dari setiap insan, barangkali (men)JADI TUA sungguh mewujud jadi dambaan. Tidak ada lagi segala jenis cream pelumas kerut di wajah.. penghilang hiper pigmentasi alami.. pemutih.. apa pun itu, yang sering kali memicu bermunculannya product ‘tak sehat yang dapat membahayakan di kemudian hari. Tidak ada ruang-ruang operatif peremaja penampilan.. pengelabu pandangan sekilas sang diri lain. ……….etc, apa pun itu. Saya bayangkan, senyum Sang Khalik.. Sang Hyang Pencipta ‘kan mengembang lebar atas kearifan & penerimaan tulus para insan ciptaan-NYA, di Negeri Antah Berantah tersebut.

…..tiada masuk akal, bukan?

Dalam banyak peristiwa, acap kali yang tidak masuk akal-lah yang dipilih. Yang dipuja. Semoga setiap diri semakin bertumbuh.. berani (lebih) bijak sikapi setiap detail dalam Hidup & Kehidupan-nya.

Related Posts by Categories



Tidak ada komentar:

Posting Komentar