Jumat, 28 Mei 2010

Pasta Gigi-ku

Pasta Gigi-ku


“..mBaq, ada waktu lebih, ga..? ..tertarik gabung di (…) ? Itu, lho mBaq.. produsen pasta gigi merk (…). Kami sedang butuh banyak Tenaga Representasi yang Dokter Gigi.. Mau, yea mBaq.. Banyak temen se-Angkatan mBaq yang juga gabung. ‘Tu, Dokter (…) juga ……..etc ” , terdengar suara yang telah (lumayan) lekat di diri, di ujung telphon, petang itu.

[..masih lekat di benak, tawaran serupa (tiba-tiba) mampir ke diri beberapa tahun silam.. yang berulang di tahun berikutnya.. dan berikutnya lagi, beberapa kali. Beruntung, sang diri masih ogah berkarya di bawah telunjuk "kepentingan" pihak tertentu, atas nama selubung pencarian keuntungan sebesar-besarnya bagi produsen produk tertentu, terlebih yang (senyatanya) tidak berpihak pada Konsumen. Betapa melegakan bergerak di jalur independen. Bebas menganalisa.. Bebas berargumen.. Bebas membela.. Bebas................etc.]

Menurut American Council on Dental Therapeutics, “pasta gigi adalah suatu bahan yang digunakan dengan sikat gigi untuk membersihkan tempat-tempat yang dapat dicapai”. Atasnya, esensi pasta gigi difokuskan pada fungsi “membersihkan”-nya, bersama dengan sikat gigi. Untuk esensi tersebut, pasta gigi berformula (hanya) detergen plus bahan polis saja pun telah memenuhi syarat sebagai pasta gigi.

Secara umum formula pasta gigi mengandung 20-40% bahan asah & polis, 1-2% bahan pengaktif permukaan, 20-30% air, 10-30% bahan pengikat air, 1-5% bahan pengikat, 1-5% zat perasa khusus, dan 0,1-0,4% bahan terapi.

Kalsium Fosfat, Kalsium Karbonat, maupun Alumunium Hidroksida umum digunakan sebagai bahan pemolis, penghilang endapan berwarna pada Gigi.

Bahan pengaktif permukaan dimaksudkan untuk meningkatkan efek pembersihannya. Umumnya digunakanlah Natriumlaurisilsarkosinat sebagai sabun tiruan.

Bahan pengikat air umumnya yakni Gliserol. Menjaga agar pasta gigi tidak mudah kering.

Sebagai bahan tambahan umumnya menggunakan getah tumbuh-tumbuhan yang bersifat higroskopik. Dimaksudkan agar konsistensi pasta gigi lebih kental.

Minyak eteris dan alkohol gula lazim sebagai zat perasa khusus.

Sifat abrasif, bahan asah, dan bahan polis dalam pasta gigi idealnya tidak boleh hingga melampaui batas kemampuan maksimalnya dalam membersihkan Gigi-geligi dari plak dan endapan berwarna yang menempel.

Di dalam perkembangannya bermunculan beragam pasta gigi yang beredar di pasaran, dengan penonjolan aspek-aspek tertentu dalam propagandanya. Di antaranya:

- ada yang merupakan bahan pengencer obat, untuk memasukkan obat-obatan tertentu ke dalam mulut,

- ada pula yang dikembangkan untuk mencegah pembentukan karang gigi supragingival melalui potensinya melawan plak, juga mencegah gingivitis.

- beberapa bahkan mengandung zat antibiotika yang jelas merugikan dalam pemakaian jangka panjang, tanpa kontrol. Sama sekali TIDAK DIANJURKAN.

[Juga atas propaganda ini itu yang belum tentu benar (baca: dapat dipertanggungjawabkan)].

- Berkaitan dengan pencegahan Karies, Fluorida tepat.

Pembersihan Gigi atas plak dapat diupayakan pula dengan bahan kimiawi, dengan ragam mekanisme:

- pencegahan pembentukan plak, dengan mengubah situasi permukaan Gigi sedemikian hingga tidak terjadi adsorpsi mukoprotein, melalui peletakan suatu lapisan yang dapat mengaktifkan permukaan. Sesuatu yang bekerja antibakterial, di antaranya: Guanidin, Amina, Garam Amonium Kuartener, serta sejumlah Anion & Kation. Klorheksidin dipergunakan untuk memperpanjang aktifitas antibakterialnya (..meski dengan resiko diskolorisasi Gigi-geligi, pada tumpatan, termasuk lidah. Juga rasa kurang enak, serta lesi deskuamatif mukosa..),

- gangguan terhadap plak, melalui enzim tertentu semisal Dekstranase,

- penetralan patogenitas plak, melalui pemberian antibiotika tertentu semisal Penicilline, Vancomycine, maupun Erythromycine yang mampu menghambat pembentukan plak, tetapi TIDAK DIANJURKAN (termasuk Aleksidin & Klorheksidin yang beresiko),

- maupun pencegahan kalsifikasinya, dengan Ureum dan Seng Sitrat (yang belum terbukti konsisten siknifikan), termasuk Difosfonat.

Materi kimawi di atas pun banyak dipakai dalam formulasi pasta gigi.

Semoga bermanfaat. Atasnya diharapkan setiap diri paham atas apa pun yang dipilh. Tidak mudah tergiur (hingga terbius) oleh propaganda produk pasta gigi manapun, yang ternyata (selayaknya) tidak dipilih.

Senin, 24 Mei 2010

Membuat Toko Online dengan Blogspot

Pengalaman saya ini sungguh sangat memberikan pelajaran yang sangat berarti, khususnya buat saya tentunya. Dua tahun yang lalu saya sempat mencoba menjual sesuatu dengan memanfaatkan layanan gratis yaitu blogspot. Saya mencoba menjual barang – barang kerajinan, harapannya sih ada pembeli yang akan tertarik untuk membeli dagangan saya itu. Tentu saja seperti yang telah di kira, tidak ada satupun yang tertarik untuk membeli, mungkin karena mereka tidak percaya dengan website yang saya pakai.

Hari ini saya akan mencoba membuat toko online BAJU HAMIL dengan menggunakan domain berbayar dan hosting juga berbayara, harapan saya semoga pembelinya rame. Saya juga berencana menjual GROSIR BUSANA MUSLIM selain menjual baju hamil, karena saya lihat peluang orang yang mencari busana muslim di internet cukup banyak.

Sabtu, 22 Mei 2010

(mengapa) Gigi Bolong?

(mengapa) Gigi Bolong?


“..malu, Tante”, ujar si Gadis mungil sambil menutup mulutnya.. “..mengapa, Nak? .. Tidak papa, koq.. Tante hanya ingin tunjukkan padamu, cara menyikat gigimu yang benar.. agar gigimu lebih bersih..”, saya berusaha membujuknya. “..gigiku bolong, Tante.. Malu.. Koq bisa bolong, yea Tante?” tanya si Gadis mungil polos..dan jujur.

Bolongnya gigi(= Karies Gigi) telah menjadi bagian keseharian sebagian besar diri. Entah itu dialami di masa periode Gigi Decidui (umumnya di rentang usia 6 bulan-6 tahun), Gigi Bercampur (umumnya di rentang usia 6 tahun-12 tahun), maupun setelah periode Gigi Permanen (umumnya setelah usia 12 tahun).

Email gigi (=substantia adamatina), lapisan terluar setiap gigi normal, dapat hilang oleh keausan fisiologis/atrisi karena mekanisasi pengunyahan. Grade yang merugikan/abrasi dapat terjadi akibat cara menggosok gigi yang keliru. Pada jenis keausan mekanis ini bukan tergolong Karies Gigi. Demikian pula halnya dengan erosi, larutnya email akibat kondisi asam akibat materi tertentu dalam asupan makanan/minuman.

Karies Gigi merupakan proses demineralisasi akibat interaksi produk mikroorganisme, saliva(=ludah), substansi asupan makanan/minuman.. dengan email gigi. Di dalam prosesnya, setelah demineralisasi bahan anorganik gigi, umumnya juga terjadi periode remineralisasi. Pada fase berikutnya, bahan organik email pun dapat hilang, sehingga terbentuklah kavitas gigi berlubang/bolong. Pada tahapan belum terjadinya kavitas pada email akibat Karies Email tersebut, umumnya bagian dentin (=lapisan berikut ke arah pulpa gigi setelah email) sudah mulai terserang..hingga terjadilah Karies Dentin. Prosesi perjalanan penyakit (relatif) telah tergolong stadium terlambat. Memerlukan tindakan restoratif segera.

Setiap rongga mulut menampung tiada terukur mikroorganisme (terutama pada plak gigi) yang mampu memproduksi asam. Dalam suasana asam, pada email dapat terjadi proses Kimiawi yang khas. Bervariasi pada tingkat keasaman yang berbeda. Stadium dininya sering tidak terdeteksi secara klinis..termasuk lokasi serangan awalnya, pada email. Serangannya pada ukuran mikro mulai dapat terdeteksi, akibat kondisi agak demineralisasi yang mulai tampak. Segera setelahnya terdeteksi kondisi menyimpang tepat di bawah permukaannya, sedangkan email di luarnya terkesan tidak terserang. Penampakannya komplek karena proses remineralisasi yang juga terjadi.

Di antara stadium paling dini dengan pembentukan kavitas terdapat sekurang-kurangnya delapan kategori perubahan email, menurut gambaran klinis serta polarisasi mikroskopik.

Dengan terus berkembangnya Karies ke arah pulpa (=bagian terdalam gigi, di mana syaraf & pembuluh darah berada), demineralisasi semakin meluas.

Tindakan preventif harus dilakukan sesegera mungkin setelah erupsi email pada erupsi mahkota gigi-geligi. Segera setelah erupsi, prosesi maturasi, demineralisasi, serta remineralisasi gigi-geligi langsung terjadi. Tindakan Fluoridasi (=aplikasi Fluorida) merupakan tindakan terdini yang dapat dilakukan sesegera mungkin sebagai tindakan preventif, setelah erupsi email gigi. Kalaupun telah terdeteksi proses dini demineralisasi sekaligus remineralisasi dengan terdeteksinya bercak putih pada gigi, dengan Fluorisasi yang benar & dini dapat mengurangi prevalensi terbentuknya kavitas pada gigi.

Tampilan Karies Gigi beragam. Di antaranya: Karies Sika (umum di area bukal Decidui, juga pada Manula, tidak sakit), Karies Botol (akibat kebiasaan buruk sebagian balita yang tidur sambil minum susu dengan botol), Karies Tukang Roti (umumnya terjadi akibat kebiasaan sering mengudap asupan makanan manis), serta Karies Sementum (terjadi Karies pada area batas sementum-email, akibat gingiva yang atrofi).

Beberapa faktor predisposisi terjadinya Karies Gigi di antaranya : struktur & susunan email, lingkungan elemen gigi-geligi, faktor sosial & pola hidup, serta faktor genetik.

Jumat, 21 Mei 2010

Berbagi Tips dan Triks Gratis

Dapatkan Tips dan triks Gratis untuk menghasilkan Uang Dari Blog. Di
www.uangdariblog.com anda akan menemukan banyak sekali tips yang akan
membatu anda mendapatkan penghasilan pertama dari blog. Semua tips dan
trik itu bisa anda dapatkan dengan gratis tanpa mengeluarkan uang
sepeserpun. Selain dari Di www.uangdariblog.com, anda juga bisa
mendapatkan berbagai trik di www.ayoberbagi.com.

Sabtu, 15 Mei 2010

Sikat Gigi-ku..

Sikat Gigi-ku..

Salah satu alat pembersih Gigi-geligi yakni Sikat Gigi. Ada yang manual, yang dioperasikan dengan tangan.. ada pula yang dengan tenaga listrik.

Pada pemilihan Sikat Gigi hendaklah memperhatikan batasan idealnya:

- ukuran kepala Sikat Gigi maksimal untuk orang Dewasa: 29×10 mm. Untuk Anak yang gigi Molar keduanya telah erupsi: 24×8 mm. Bila baru gigi Molar pertamanya yang erupsi: 20×7 mm. Khusus untuk Balita: 18×7 mm,

- bulu-bulunya dipotong lurus/horisontal, dengan ujung bulu yang masing-masing membulat,

- maksimal panjang bulu untuk yang Dewasa: 10-12 mm. Anak-anak: 8-10 mm. Balita: 7-8 mm,

- hendaknya yang berberkas bulu banyak,

- tangkainya kuat, merupakan perpanjangan kepalanya,

- panjang ideal tangkai Sikat Gigi Anak minimal 14 cm, untuk mempermudah orang Dewasa dalam membantunya menggosok Gigi.

Jenis Sikat Gigi yang beroperasi dengan tenaga listrik pun sudah semakin banyak dipilih. Sangat membantu bagi mereka yang secara manual kurang trampil menggosok Gigi, seperti Anak-anak maupun orang cacat. Hanya perlu konsentrasi pada sistematik menyikat saja, tanpa perlu repot pada detail gerakan/metode/tekniknya.

Secara umum, tidak ada perbedaan siknifikan apa pun berkaitan dengan fungsi kedua jenis alat tersebut pada tingkat Kebersihan & Kesehatan Gigi, setelah pemakaiannya. Artinya, pilihannya tetaplah bebas.

Untuk area interproksimal Gigi dapat dipergunakan berbagai alat bantu seperti: benang gigi, “tusuk gigi”, sikat kecil khusus interdental, sikat kecil berberkas bulu tunggal, ujung karet, maupun obat kumur.

Upaya pembersihan area ronggga mulut sendiri yang teliti umumnya hanya dapat dicapai dengan penggunaan Sikat Gigi yang tepat dikombinasikan dengan benang gigi maupun “tusuk gigi”. Pada kondisi khusus juga perlu menggunakan beberapa alat khusus tertentu.

Senin, 03 Mei 2010

Menggosok Gigi

Menggosok Gigi


“..sudah disikat giginya, Sayang?” .. “..sudah, Ma” .. “..sudah bersih, Sayang?” .. “..sudah, Ma”, jawab sang Buah Hati tegas sambil berlalu lanjutkan bermain-nya yang sempat terhenti sesaat karena musti jalani ritual mandi, sore itu.

Ritual menggosok Gigi telah dipilih sebagai bagian wajib sebagian diri ketika sedang mandi. Tentu dapat dimengerti, karena mandi sendiri dipilih sebagai prosesi rutin membersihkan raga sang diri. Gigi merupakan salah satu bagian dari raga. Karenanya wajar bila juga dibersihkan, saat mandi. Meski dalam kaitannya dengan salah satu upaya pencegahan terjadinya kasus Karies Gigi, Gingivitis (=radang Gusi), & Periodontitis (=radang Periodonsium Gigi) oleh sang diri sendiri, menggosok Gigi ( upaya membersihkan area Gigi-geligi & sekitarnya termasuk lidah dengan cara yang benar) sesaat sebelum tidur adalah WAJIB.. termasuk segera setelah Makan Pagi.

Meski pada umumnya, menggosok Gigi oleh diri sendiri tidak mampu membersihkan Gigi setuntas apa yang dilakukan oleh Tenaga Profesional Gigi, di Klinik, akibat khas-nya stuktur anatomis Gigi-geligi. Termasuk banyaknya cekungan & fissura pada area pengunyahan Gigi yang dapat me”rumit”kan proses pembersihan Gigi.. juga area gingival mahkota, ruang aproksimal, gingiva marginal, & gingiva cekat-nya.

Berkaitan dengan fungsi pencegahan, upaya pembersihan Gigi & sekitarnya dimaksudkan pada perannya dalam pengontrolan Plak. Plak dihilangkan secara teratur agar tidak menumpuk lama, yang dalam proses melanjutnya dapat memicu rusaknya Gigi & jaringan pendukungnya. Hal tersebut hanya dapat optimal dilakukan melalui tindakan pembersihan yang sering, sistematis, dan teliti.. baik melalui penggunaan peralatan mekanis (termasuk sikat gigi, alat “tusuk gigi”, & benang gigi), maupun kimiawi.

Ada berbagai metode menyikat Gigi berdasar gerakan sikat gigi-nya:

a. Metode Vertikal (oleh Hirschfeld dan Shick & Ash). Bulu sikat gigi diletakkan tegak lurus pada permukaan bukal (=dekat ke pipi & bibir), lingual (=dekat ke lidah), maupun palatinal (=dekat area langit-langit) Gigi-geligi, dengan gerakan naik turun. Umumnya hasil pembersihannya kurang baik.

b. Metode Horisontal. Dengan bulu sikat gigi yang diletakkan tegak lurus permukaan area. Permukaan oklusal (=area pengunyahan), bukal, maupun lingual Gigi digosok sikat dengan gerakan maju-mundur / ke depan-belakang. Metode ini tepat untuk Anak hingga usia 12-an tahun (=masa akhir periode Gigi Bercampur), dengan pemakaian bulu sikat gigi yang kelunakannya sedang. Pada orang Dewasa TIDAK dianjurkan karena resiko keausan area bukal Gigi yang berlebihan, yang dapat terjadi.

c. Metode Berputar. Merupakan metode varian dari Metode Vertikal, di mana bulu sikat (bertipe bulu medium/agak keras & berbulu sedikit) ke arah apikal (=mengarah ke akar Gigi) ditempatkan pada area batas atas gingiva cekat. Lalu, dengan gerakan berputarnya tangkai sikat gigi, bulu-bulu sikat dipandu melalui permukaan bukal, kemudian lingual, ke arah oklusal. [.. mulai agak rumit, tampaknya?]

Pada Metode Berputar yang dimodifikasi, pada akhir penyikatan dilakukan beberapa gerakan Horisontal melalui permukaan tegak setiap elemen, agar area tepi gingiva lebih bersih.

d. Metode Vibrasi (=bergetar, menurut Charters, Stillman, dan Bass):

Menurut Charters, bulu-bulu sikat ditempatkan 45 derajat terhadap poros setiap elemen mengarah oklusal, dan agak ditekan pada ruang aproksimal. Kemudian dibuat dibuat 3 hingga 4 gerakan bergetar, dengan sikat. Setelahnya sikat diangkat dari permukaan Gigi, kemudian dilakukan gerakan yang sama lagi 3 hingga 4 kali pada setiap area yang dapat dicapai sikat. Metode ini dimaksudkan memberi pijatan pada gingiva marginal, dan memberi ruang interproksimal. Permukaan oklusal Gigi dibersihkan dengan gerakan berputar dengan sikat yang sama/tanpa penggantian. Metode ini relatif rumit dan memakan waktu.

Menurut Bass, bulu-bulu sikat ditempelkan setiap elemen searah apeks (=akar Gigi) pada sudut 45 derajat dengan arah poros. Ujung sikat dijaga sejajar oklusal. Dengan tekanan ringan dibuat gerakan bergetar ke arah horisontal. Sementara itu, bulu-bulu dibawa ke ruang interproksimal & sulkus gingivalis. Permukaan horisontal disikat dengan gerakan Horisontal yang panjang.

Menurut Stillman, bulu-bulu sikat ditempatkan pada sudut kecil terhadap elemen Gigi-geligi pada arah apeks sedemikian hingga terletak baik pada gingiva marginal maupun bagian servikal mahkota. Lalu, dibuat gerakan bergetar (secara sirkular) dengan sedikit tekanan hingga gingiva terlihat berwarna pucat. Segera setelahnya kontak bulu pada jaringan dilepas (agak) menghentak, untuk kembali alirkan darah ke gingiva. Permukaan oklusal dibersihkan dengan menggerakkan bulu-bulu sikat di permukaannya.

Pada metode Stillman yang dimodifikasi, bulu-bulu sikat diletakkan jauh ke arah lipatan mukobukal, dengan gabungan metode Berputar dengan gerakan vibrasi, tanpa merubah letak bulu-bulu sikat pada arah horisontal. Dari Gingiva sikat diputar ke oklusal, sedang gerakan vibrasi dilakukan pada arah horisontal. Permukaan oklusal dibersihkan dengan gerakan bergetar.

Metode Bergetar baik untuk orang Dewasa, meski teknik melakukannya lumayan rumit. Hasilnya baik. Sebaiknya menggunakan sikat gigi berberkas bulu banyak.

e. Metode Sirkular. Dengan gerakan memutar, permukaan setiap elemen dibersihkan. Menurut Fones, oklusal & bukal Gigi-geligi dibersihkan dengan meletakkan sikat tegak lurus poros setiap elemen, lalu membuat gerakan memutar.. meluas menjangkau gingiva. Permukaan lingual dibersihkan dengan gerakan sirkular kecil. Permukaan oklusal dengan gerakan menggosok. Tetapi metode ini jarang direkomendasikan.

f. Metode “Fisiologis“ ( oleh Smith). Mengikuti arah yang sama seperti arah makanan. Setiap elemen dibersihkan dengan gerakan “menyapu” dari mahkota ke gingiva. Pada Molar dianjurkan beberapa gerakan horisontal, untuk pembersihan sulkus.

Apa pun teknik yang dipilih, hasilnya tergantung banyak variabel: umur, ketrampilan tangan, kecerdasan, pengetahuan awal, prioritas/kebiasaan, penerimaan instruksi …pada pasien, maupun kedudukan Gigi-geligi pada lengkung Gigi, jenis sikat gigi, waktu & lama menyikat gigi, serta ada tidaknya restorasi termasuk protesa gigi.